Gara-gara Hal Ini, Bupati Bogor Copot Kepala Puskesmas

Gara-gara Hal Ini, Bupati Bogor Copot Kepala Puskesmas

15 Juli 2021 0 By Tim Redaksi

SETELAH melakukan inĀ­speksi mendadak (sidak) ke kantor Puskesmas Situudik, Bupati Bogor Ade Yasin langsĀ­ung mengambil langkah tegas.

Mulai Senin (12/7/2021), Ade Yasin resmi mencopot jabatan keĀ­pala Puskesmas Situudik, Kecamatan Cibungbulang, bersama dua stafnya.

Pemecatan itu menyusul viralnya video staf yang menutup puskesmas di jam kerja namun malah asyik kaĀ­raokean di tengah kasus CoĀ­vid-19 yang sedang melonjak.

ā€œHari ini dicopot kepala puskesmas (Situudik, red) dan dua staf yang karaoke di jam kerja,ā€ tegas Ade Yasin, Senin (12/7/2021).

Bahkan, Ade Yasin sempat akan menyita alat karaoke yang digunakan staf puskesĀ­mas tersebut.

Namun, alat karaoke tersebut hanya mengĀ­gunakan sound system yang biasa digunakan untuk meĀ­manggil pasien.

ā€œTadinya kalau ada alat kaĀ­raokenya mau saya sita. Tapi hasil sidak, ternyata tidak menggunakan alat karaoke. Tetapi sound system untuk memanggil pasien,ā€ terangnya.

Ketua Satgas Covid-19 KaĀ­bupaten Bogor itu menegasĀ­kan, apa pun alasannya, kaĀ­raoke tersebut tak dibenarkan. Sebab, dilakukan saat jam kerja.

ā€œApa pun alasannya, itu saĀ­lah. Karena dilakukan pada saat jam kerja,ā€ cetus Ade YaĀ­sin. Sementara itu, setelah ditelusuri informasi soal video yang viral tersebut, ibu hamil yang ada dalam video tidak terpapar Covid-19. Ia hanya ingin menanyakan tentang kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ke pusĀ­kesmas tersebut.

Ade Yasin menuturkan, orang yang merekam kejadian itu justru yang positif Covid-19. Saat ini, orang tersebut sudah ditangani Satgas Covid-19 ke Wisma Kemang untuk melaĀ­kukan isolasi.

Kepala Puskesmas Situ udik drg Lenny Asyita juga sempat meminta maaf atas viralnya video yang berisi tingkah stafĀ­nya yang kedapatan karaoĀ­kean di hari kerja.

Lenny mengatakan, saat itu ada tiga orang di puskesmas. Salah satunya office boy (OB) yang ada di video viral terseĀ­but.

Dari hasil pemeriksaan, hanya dua orang yang berkaĀ­raoke, yaitu bidan puskesmas. Sementara OB tidak ikut berĀ­nyanyi.

ā€Bukan, mereka sedang mendengarkan YouTube saja. Karena kebetulan ada mikroĀ­fon di meja yang untuk pangĀ­gil pasien, ya mereka langsung spontan. Begitu ambil mikĀ­rofon, nyanyi ngikutin lagu di YouTube. Jadi nyanyi lewat YouTube saja. Kita kan nggak punya fasilitas karaokean,ā€ ujar Lenny.

Lenny sempat membantah petugasnya melakukan penoĀ­lakan terhadap pasien yang datang ke puskesmasnya.

ā€Pasien yang ada di video viral itu nggak ditolak kok, tetap dilayani kok. Bidan saya keluar saat itu. Karena pasienĀ­nya mengaku positif Covid-19. Jadi nggak ada penolakan. Nah, warga itu nggak rekam video pas kita layani. Kalau yang hamil itu hanya tanya soal BPJS,ā€ jelasnya.

Namun, nasi sudah kadung menjadi bubur. Tingkah laku stafnya membuat lembaga yang dinaunginya jadi tercoĀ­reng.

Ketua Karang Taruna KabuĀ­paten Bogor Irfan Derajat menilai fenomena pencopoĀ­tan kepala dan staf Puskesmas Situudik yang asyik berkaĀ­raoke saat jam kerja sangat memprihatinkan. Mengingat, saat ini pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan untuk maĀ­syarakat.

ā€Harusnya memberikan pelayanan yang optimal keĀ­pada masyarakat, dari segi etika atau apa pun. Ini salah,ā€ tegas Irfan kepada MetropoĀ­litan, Senin (12/7/2021).

Irfan juga menyayangkan para petugas kesehatan yang seharusnya lebih bisa mengayomi dan melayani justru malah bersantai dengan berkaraoke ria.

ā€Di masyarakat saat ini seĀ­dang butuh penanganan khuĀ­sus, informasi, dan juga soĀ­sialisasi. Harusnya lebih maksimal lagi. Bukan malah santai di kantor,ā€ keluhnya.

Sementara itu, Ketua PMII Kabupaten Bogor Imam ShoĀ­diqul Wa’di, mengkritik keras ulah bidan puskesmas yang kedapatan karaokean.

Menurutnya, di masa panĀ­demi ini banyak warga yang membutuhkan uluran tangan. Apalagi, jika melihat video yang beredar saat seorang ibu hamil datang ke puskesmas setempat untuk melapor soal hasil antigen positif, serta meminta surat rujukan tetapi justru tidak dilayani dengan alasan sudah tutup.

ā€œHarusnya dalam kondisi begini, kita sama-sama saling memudahkan urusan yang lain. Bukan justru memperĀ­sulit. Saat warga datang butuh pelayanan, pihak puskesmas beralasan tutup mau Jumatan. Tapi di saat bersamaan juga ada stafnya di sana yang asyĀ­ik karaokean. Ini kan nggak benar,ā€ sesalnya.

Imam mengaku kecewa dengan tingkah pola tenaga kesehatan yang justru asyik karaoke ketimbang membeĀ­rikan pelayanan. Ia pun menĀ­dukung keputusan bupati Bogor yang mencopot jabatan kepala puskesmas dan stafnya yang ketahuan karaoke.

ā€Makanya jangan banyak tingkah, itu akibatnya! Jangan sampai pasien ditelantarkan, sedangkan pegawainya asyik karaoke,ā€ ketusnya.

Di lain tempat, Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) KaĀ­bupaten Bogor Ridwan MuĀ­hibi mengatakan bahwa keĀ­jadian ini sangat mencoreng nama baik tenaga kesehatan puskesmas yang ada di KaĀ­bupaten Bogor.

ā€Hal itu tidak sama sekali dibenarkan. Di jam kerja maĀ­lah santai-santai, saya kira itu hal yang sangat memprihatĀ­inkan,ā€ ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, beredar video dengan narasi seorang ibu hamil mendaĀ­tangi Puskesmas Situudik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, untuk melapor soal kasus Covid-19.

Yang menjadi sorotan, pusĀ­kesmas tersebut malah tutup. Sementara dari dalam ruangan terdengar ada yang sedang karaokean dengan musik yang cukup kencang. Video terseĀ­but viral di grup-grup WhatsĀ­App. video tersebut diambil pada Jumat (9/7/2021) sekitar pukul 10:00 WIB.

ā€œPasien saat ingin laporan ke puskesmas sebagai pasien positif terpapar dan ingin minta rujukan penanganan,ā€ demikian keterangan dalam video yang beredar.

Dari video yang diterima Metropolitan.id, seorang ibu yang mengenakan daster meĀ­rah tampak ingin melapor.

Salah seorang yang ada daĀ­lam puskesmas lalu menghamĀ­piri ibu tersebut yang berdiri di luar karena pintu puskesmas dikunci. Keduanya lalu terliĀ­bat pembicaraan.

ā€œSaya mau lapor. Saya dari Cemplang, berobat ke PusĀ­kesmas Cibatok dan mau lapor habis antigen dan poĀ­sitif. Dari sana disuruh ke sini lapornya,ā€ ujar peremĀ­puan dalam video tersebut.

Setelah itu, percakapan keĀ­duanya tak terdengar jelas. Sebab, suara musik dan kaĀ­raokean begitu kencang hingga terdengar ke luar. Sang perempuan itu pun langsung meninggalkan puskesmas.

(Montt/Metropolitan.id)